DZIKIR DENGAN KALIMAT HU HU ADALAH BID’AH DAN TIDAK SESUAI DENGAN BAHASA ARAB

  • DZIKIR DENGAN KALIMAT HU HU ADALAH BIDAH DAN TIDAK SESUAI DENGAN BAHASA ARABHakekat dzikir kepada Allah adalah memuji Allah dengan pujian yang layak untuk Allah. Karena itu, kita tidak boleh memberikan pujian yang tidak layak untuk Allah, sekalipun itu pujian yang baik untuk makhluk.

    Misalnya: sifat subur, dalam arti: berpotensi memiliki anak dan keturunan. Bagi makhluk, ini sifat sempurna. Karena mandul adalah sifat yang buruk bagi makhluk. Sebaliknya, bagi Allah, ini sifat yang tidak layak diberikan kepada Allah, karena Allah Maha Suci dari memiliki anak dan keturunan.
    Karena itu, yang paling tahu tentang cara memuji Allah yang benar Allah sendiri, dan bentuk memuji Allah yang paling sempurna adalah dengan cara dan lafal yang Allah ajarkan. Dalam salah satu doanya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengutarakan pujiannya,

    …وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِك

    Aku berlindung kepada-Mu dari hukuman-Mu, aku tidak mampu menyebut semua pujian untuk-Mu, sebagaimana Engkau memuji diri-Mu sendiri..(HR. Muslim 486, Nasai 169, Abu Daud 879, dan yang lainnya).

    Petama, dzikir hu hu secara syareat tidak ada perintah dan contohnya dari para salaf. Itu dzikir sesat model buatan orang orang sufi yang menyimpang dari syareat

    Kedua, dalam bahasa arab, satu kalimat disebut memiliki makna sempurna jika dia berbentu kalam atau jumlah mufidah (kalimat sempurna).
    Jumlah mufidah ada 2:

    1.Jumlah ismiyah: kalimat yang diawali isim, yang membentuk susunan mubtada’ – khabar (subjek – prediket). Misalnya: Ahmad seorang guru. Ahmad: mubtada’ (subjek), dan seorang guru: khabar (prediket).

    2.Jumlah fi’liyah: kalimat yang diawali fi’il (kata kerja), yang membentuk susunan fi’il – fa’il (pelaku). Susunan semacam ini mungkin tidak lazim dalam bahasa indonesia, namun ini ma’ruf dalam bahasa arab. Misalnya: Telah datang Ahmad. Telah datang: fi’il (kata kerja), dan Adi: fa’il (pelaku).

bagikan tautan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

*




Enter Captcha Here :