DZIKIR JAMA’I DI PIMPIN SATU SUARA ADALAH BID’AH

“Contoh syareat mensunnahkan untuk berdzikir kepada Allah, maka ada manusia yang mengharuskan untuk dzikir berjamaah dalam satu suara secara bersama sama, disemua waktu yang khusus, yang ditentukan, tidak ada sunnah yang disyareatkan dalam pengkhususan dan terus dilakukan seperti ini, bahkan menyelisihinya, karena itu merupakan penetapan suatu perkara yang tidak ditetapkan oleh syareat dan difahami seperti syareat…maka menjadi perbuatan bid’ah yang diadakan….Dan para salafushalih  meninggalkan dan tidak mengamalkan hal itu, jika itu benar mereka para salaf lebih berhak mengamalkannya karena itu adalah syareat yang sesuai qoidah yang disyareatkan ”

[Al-Itisham 1/60]

Al-Imam As-Syatibi rahimahullah berkata :

“Ahlul bid’ah mengatakan : kemarilah kita berdzikir kepada Allah, lalu mereka berjalan, beriringan dalam dzikir antara kelompok yang satu dengan lainnya, dilakukan dengan satu suara secara bersama sama yang mirip paduan suara, mereka mengklaim seperti itu adalah majlis dzikir yang disunnahkan, mereka berdusta, jika itu benar yang lebih berhak melakukan adalah  salafushalih,
Yang menjumpai, memahami, dan mengamalkannya kecuali dimana ada dalam Al-Qur’an atau sunnah atau ijma cara dzikir jamiy bersama sama satu suara….para salaf tidak pernah takbir dalam satu suara bersama sama, bahkan melarang berkumpul berdzikir dengan cara dzikir dan model  seperti yang dilakukan ahlul bid’ah..”

[Al-Itisham 1/92]

Syaikh Syuqairi rahimahullah berkata :

“Beristighfar secara berjama’ah dengan satu suara setelah salam (dari shalat) merupakan bid’ah. Sunnahnya adalah membaca istighfar tiga kali sendiri sendiri.

Dan perkataan mereka setelah istighfar:

يَا أَرْحَمَ الرَّاحَمِيْنَ اِرْحَمْنَا

secara berjama’ah juga merupakan bid’ah dan tidak ada tempat dalam berdzikir”.

[As-Sunan Wal Mubtada’at hal. 84]