BENARKAH SALAFY ITU MURJIAH..??

BENARKAH SALAFY ITU MURJIAH..??

sebelumnya..!!
saya katakan
TAKLID KOK DI BANGGAKAN..!!
JAHIL KOK DI PAMPANG..

JANGAN JADI ORANG YANG BANGGA MAMPANG KEJAHILANNYA DI MENSOS..!! DAN BANGGA MENDANDAKAN DIRINYA SEORANG YANG TAKLID BUTA..!! MENGIRA ILMUNYA SETINGGI LANGIT PADAHAL DI MATA ORANG CERDAS IA ILMUNYA JAUH DI BAWA TANAH.!!

BANYAK ORANG BERGAYA BAK PAHLAWAN BERJASA PADA ISLAM TRIAK TRIAK MURJIAH PADA SALAFINYIN KARNA SALAFI TIDAK BERGAMPANG MENGKAFIRKAN PENGUWASA TIDAK PULA DEMONTRAN Dan MEMBRONTAK DAN BERPRINSIP BERSABAR INGKARI KEMUNGKARANNYA DAN TIDAK MEMBRONTAK… NAMUN KETIKA MEREKA DI TAYA APA ITU MURJIAH PLONGA PLONGO..

MALAH MEMBAWA ISTILAH YANG TIDAK DI KETAUI ASALNYA BAHWA MURJIAH ADALAH SEORANG BERAGAMA MENSESUAIKAN DENGAN PENGUWASA…NAMUN KETIKA DI TAYA DARI MANA KETERANGAN BAHWA MURJIAH ITU SEPERTI ITU..?? PLONGA PLONGO JUGA..!!

malah jika mereka tau apa itu FAHAM MURJIAH..!!
NISCAYA MEREKA TIDAK AKAN TRIAK TRIAK TERHADAP SALAFY sebagai MURJIAH..!! malah yang layak di sebut murjiah adalah dirinya sendiri..!!

♻️ Benarkah MURJIAH ITU FAHAM BERAGAMA MENYESUAIKAN DENGAN PENGUWASA..??

INI ADALAH koar koarnya nenek moyangya khowarij terhadap ulama ulama ahlu sunnah yang tidak ikuti mereka dalam menghalalkan pembrontakan pada penguwasa baik muslim maupun zhalim..baik pemerintah berbentuk kekhalifahan maupun zholim (pemerintah yang masih gado2) dan koar nenek monyang khowarij ternyata masih di ikuti oleh anak cicit mereka..!!

👉 Orang yang memberikan tuduhan murjiah itu, umumnya
hanya “menggoreng” perkataan An-Nadlr bin Syumail
mengenai murjiah yang didapatkan dari kitab sejarah saja.

Mereka tidak menurunkan riwayat dan penjelasan
mengenai murjiah, yang berasal dari kitab kitab induk
Aqidah.

Kenapa?

Karena penjelasan mengenai murjiah di dalam kitab kitab
induk Aqidah umumnya selalu dikaitkan dengan masalah
definisi dan pemahaman mengenai iman ala murjiah, yang
bertentangan dengan manhaj Aqidah Ahlus Sunnah wal
Jamaah.

Kitab kitab induk Aqidah, tidak pernah mengaitkan sikap
politik yang sesuai sunnah terhadap pemerintah yang fasik
lagi dzolim, sebagai ciri khusus dan utama dari Aqidah
murjiah.

Saya belum pernah mengetahui bahwa ada kitab induk
masalah Aqidah, yang menurunkan perkataan An-Nadlr bin
Syumail sebagai penjelasan mengenai murjiah.

****
Umumnya orang yang suka menuduh murjiah di era
kontemporer ini, mengaitkan dengan riwayat dari An-Nadlr
bin Syumail berikut ini :

ﺳﺌﻞ ﺍﻟﻨﻀﻴﺮ ﺑﻦ ﺷﻤﻴﻞ ﻋﻦ ﺍﻹﺭﺟﺎﺀ ﻓﻘﺎﻝ : ﺫﻟﻚ ﺩﻳﻦ ﻳﻌﺠﺐ ﺍﻟﻤﻠﻮﻙ

“An-Nadliir bin Syumail penah ditanya tentang irjaa’, lalu ia
berkata : ‘Itu adalah agama yang membuat senang para
raja”.

Perkataan ini ditinjau dari kualitas riwayatnya, maka tidak
diketahui darimana sumbernya yang disertai sanadnya
Atau dikaitkan dengan riwayat An-Nadlr bin Syumail yang
lain:

ﺩﺧﻠﺖ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺄﻣﻮﻥ ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻲ ﻛﻴﻒ ﺃﺻﺒﺤﺖ ﻳﺎ ﻧﻀﺮ ﻗﺎﻝ ﻗﻠﺖ ﺑﺨﻴﺮ ﻳﺎ ﺃﻣﻴﺮ
ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﻗﺎﻝ ﺗﺪﺭﻱ ﻣﺎ ﺍﻹﺭﺟﺎﺀ ﻗﺎﻝ ﻗﻠﺖ ﺩﻳﻦ ﻳﻮﺍﻓﻖ ﺍﻟﻤﻠﻮﻙ ﻳﺼﻴﺒﻮﻥ ﺑﻪ
ﻣﻦ ﺩﻧﻴﺎﻫﻢ ﻭﻳﻨﻘﺺ ﻣﻦ ﺩﻳﻨﻬﻢ ﻗﺎﻝ ﻟﻲ ﺻﺪﻗﺖ

“Aku masuk ke tempat Al-Ma’muun, lalu ia bertanya :
‘Bagaimana kabarmu pagi ini, wahai Nadhr?’. Aku
menjawab : ‘Baik-baik saja wahai Amirul-Mukminin’. Ia
bertanya lagi : ‘Apakah engkau mengetahui apa irjaa’ itu?’.
Aku menjawab : ‘(Irjaa’ adalah) agama yang menyesuaikan
para raja. Mereka mendapatkan dunia dengannya dengan
mengurangi agama mereka’. Al-Makmuun berkata :
‘Engkau benar”.

Sanad riwayat ini adalah sebagai berikut :

ﺃﺑﻮ ﺍﻟﺤﺴﻴﻦ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺍﻟﺤﺪﻳﺪ ﺃﻧﺎ ﺟﺪﻱ ﺃﺑﻮ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻧﺎ ﺃﺑﻮ ﺍﻟﻤﻌﻤﺮ ﺍﻟﻤﺴﺪﺩ ﺑﻦ
ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﺍﻟﻌﺒﺎﺱ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺍﻟﺴﺠﻴﺲ ﺍﻟﺤﻤﺼﻲ ﻗﺪﻡ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻧﺎ ﺃﺑﻮ
ﺑﻜﺮ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺳﻠﻴﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﻳﻮﺳﻒ ﺍﻟﺮﺑﻌﻲ ﻧﺎ ﺃﺑﻮ ﺇﺳﺤﺎﻕ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ
ﺃﺑﻲ ﺛﺎﺑﺖ ﺍﻟﻌﻄﺎﺭ ﻧﺎ ﺃﺑﻮ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺴﺠﺴﺘﺎﻧﻲ ﻣﺴﺘﻤﻠﻲ ﺃﺑﻲ ﺃﻣﻴﺔ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ
ﺩﺍﻭﺩ ﺍﻟﻤﺼﺎﺣﻔﻲ ﺳﻠﻴﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ ﺳﻤﻌﺖ ﺍﻟﻨﻀﺮ ﺑﻦ ﺷﻤﻴﻞ : …..

[Taariikh Dimasyq, 33/301]
Riwayat ini lemah dengan sebab Al-Musaddad bin ‘Aliy
dan jahalah dari Abu ‘Abdillah As-Sijistaaniy.
Al-Kattaaniy rahimahullah berkata mengenai Musaddad bin
‘Aliy : “Padanya terdapat sikap bermudah-
mudahan” [Taariikhul-Islaam, 7/86].

****

Riwayat dan pemahaman yang tidak tepat ini, sebenarnya
juga digunakan oleh Ahmad Amin yang kemudian dibantah
oleh Dr. Muhammad Dhiyauddin Ar Rayyis dalam kitab
beliau An Nadzoriyyatus Siyaasah Al Islaamiyyah, karena
hal ini bertentangan dengan fakta sejarah.

♻️ MEREKA MEMBAWA FATWA SYIKUL ISLAM IBNU TAIMINYAH TAPI DI CEK TIDAK DI TEMUKAN DALAM MAJMU FATWA. (Menunjukkan pemimpin mereka berani berdusta atas nama ulama)

Ibnu Taimiyah rahimahullah:

“Jalan kelompok murjiah dan orang-orang seperti mereka ; taat kepada umaro (penguasa) secara mutlak, kendati mereka bukanlah orang- orang baik.” (Majmu’ Al -Fatawa, 27/508).

▶️Jawab:

»Yang pertama :

Saya sudah mengecek langsung ke kitab Majmu’ Fatawa : 27/508 dan saya belum menemukan nukilan sebagaimana yang ditanyakan oleh penanya.

Di halaman tersebut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah justru sedang berbicara tentang keutamaan negeri Syam dan tidak sedikitpun menyinggung murji’ah.

» Yang kedua :

Seandaipun benar itu ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, maka tidak ada yang salah karena ahlissunnah meyakini bahwa ketaatan kepada penguasa itu hanya dilakukan dalam hal yang ma’ruf/yang baik saja , bukan ketaatan mutlak seperti yang ditanyakan oleh penanya.

Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan :

لاَ طَاعَةَ لِمَخْلُوْقٍ فِيْ مَعْصِيَةِ الْخَالِقِ إِنَّمَا الطَّاعَةَ فِي الْمَعْرُوْفِ

“Tidak ada ketaatan terhadap makhluq di dalam memaksiati Sang Khaliq, akan tetapi ketaatan itu di dalam kebaikan saja.” (HR Bukhari : 7257, Muslim : 1840).

Hadits ini tidak mengisyaratkan sama sekali bolehnya memberontak kepada penguasa. Ketika penguasa memerintahkan kemaksiatan kepada kita, maka tidak boleh kita mentaatinya tapi bukan berarti boleh memberontak.

Dalam perintahnya yang lain yang tidak berbau kemaksiatan, kita tetap mentaatinya karena ketaatan kepada penguasa itu tidak mutlak sebagaimana yang diisyaratkan oleh penanya di dalam pertanyaannya.

» Yang ketiga :

Nukilan-nukilan dari para ulama justru berbanding terbalik dengan apa yang dinyatakan dalam pertanyaan tersebut.  Kaum murjiah justru kaum yang memiliki karakter suka memberontak terhadap penguasa.

♻️ TUDUHAN MURJIAH PADA ULAMA ULAMA SUNNAH ITU SUDAH PERKARA ZAMAN PURBA.

imam ahmad dan ulama lainya telah di tuduh sebagaj murjiah oleh nenek moyang mereka..

»Harb Al-Kirmaaniy dalam ushul ‘aqiidah yang
dihimpunnya mengatakan:

ﻭﺃﻣﺎ ‏( ﺍﻟﺨﻮﺍﺭﺝ ‏) : ﻓﺈﻧﻬﻢ ﻳﺴﻤﻮﻥ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ : ‏( ﻣﺮﺟﺌﺔ ‏) ، ﻭﻛﺬﺑﺖ
ﺍﻟﺨﻮﺍﺭﺝ ‏[ ﻓﻲ ﻗﻮﻟﻬﻢ ‏] ؛ ﺑﻞ ﻫﻢ ﺍﻟﻤﺮﺟﺌﺔ ﻳﺰﻋﻤﻮﻥ ﺃﻧﻬﻢ ﻋﻠﻰ ﺇﻳﻤﺎﻥ ‏[ﻭﺣﻖ ‏]
ﺩﻭﻥ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻭﻣﻦ ﺧﺎﻟﻔﻬﻢ ﻛﻔﺎﺭ

“Adapun Khawaarij, mereka menamakan Ahlus-Sunnah
wal-Jama’ah sebagai Murji’ah. Khawaarij telah berdusta
dalam perkataan mereka. Bahkan merekalah Murji’ah yang
menyangka diri mereka di atas keimanan dan kebenaran
sedangkan orang lain tidak. Siapa saja yang menyelisihi
mereka adalah orang-orang kafir” [ As-Sunnah min Masaaili
Harb bin Ismaa’iil Al-Kirmaaniy hal. 72 no. 117. Lihat juga
perkataan yang sama dalam Thabaqaatul-Hanaabilah oleh
Abu Ya’laa, 1/73].

» Telah berkata ‘Abdullah bin Thaahir rahimahullah mengenai Murji’ah :

يا أحمد إنكم تبغضون هؤلاء القوم جهلا، وأنا أبغضهم عن معرفة. أولا: إنهم لا يرون للسلطان طاعة الثاني: إنه ليس للإيمان عندهم قدر

“Wahai Ahmad, kamu membenci mereka (murji’ah) tanpa didasari ilmu, sedangkan aku membenci mereka dengan dasar ilmu. Pertama, mereka (murji’ah) tidak memandang taat kepada penguasa; dan yang kedua mereka tidak memandang adanya kadar/tingkatan bagi keimanan” (Aqidatus-Salaf Ashhabil Hadits : 68).

». Al-Imam Sufyan bin ‘Uyainah rahimahullah juga menuturkan :

إن قول المرجئة يخرج إلى السيف.

“Sesungguhnya perkataan murji’ah adalah keluar (dari ketaatan) menuju (pemberontakan dengan) pedang”

(As-Sunnah oleh ‘Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, no. 363).

» Al-Imam Qatadah rahimahullah tak ketinggalan turut menyatakan :

إنما أحدث الارجاء بعد هزيمة ابن الاشعث

“Paham irja’ (murji’ah) itu hanya muncul pertama kali setelah terjadinya fitnah/kudeta Ibnul-Asy’ats” (As-Sunnah oleh Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, no. 644).

Demikianlah penuturan para ulama’, bahwa di antara karakter khas kelompok murji’ah adalah gemar memberontak kepada penguasa kaum muslimin.

Sedangkan ahlis sunnah mereka mentaati penguasa dalam hal yang ma’ruf dan tidak menyeru kaum muslimin untuk melawan dan memberontak kepada penguasa mereka demi untuk mewujudkan kemaslahatan dan demi menjaga darah kaum muslimin.

» Jika sudah demikian, siapakah sebenarnya oknum murji’ah itu ?
MEREKA SENDIRI APA SALAFY..

MARI BERFIKIR CERDAS DALAM BERTINDAK CARI DULU DASAR DASAR DALILNYA JANGAN HAYA BISA MEMBEEO TAKLID BUTA ..

SEHINGGA TERLIHAT SEBAGAI ORANG BANGGA MEMAMPANG KEBODOHOANYA DI PUBLIK..
atau memang senaja melakuka PEMBODOHAN PADA UMMAT..???

***
BARAKALLAH FIEKUM

DJOKO SURYO

bagikan tautan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

*




Enter Captcha Here :