Perbedaan Pendengaran orang beriman, orang kafir dan orang munafik.

Perbedaan Pendengaran orang beriman, orang kafir dan orang munafik.

๐Ÿ”–Orang Beriman.
Allah Taโ€™ala berfirman,

ุฅูู†ู‘ูŽู…ูŽุง ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููˆู†ูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุฅูุฐูŽุง ุฐููƒูุฑูŽ ุงู„ู„ู‘ู‡ู ูˆูŽุฌูู„ูŽุชู’ ู‚ูู„ููˆุจูู‡ูู…ู’ ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุชูู„ููŠูŽุชู’ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ุขูŠูŽุงุชูู‡ู ุฒูŽุงุฏูŽุชู’ู‡ูู…ู’ ุฅููŠู…ูŽุงู†ุงู‹ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุฑูŽุจู‘ูู‡ูู…ู’ ูŠูŽุชูŽูˆูŽูƒู‘ูŽู„ููˆู†ูŽ

โ€œSesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka karenanya dan hanya kepada Rabb mereka, mereka bertawakkal.โ€ (QS. Al-Anfal: 2).

๐Ÿ”–Orang kafir (Allah menutup hati dan telinga mereka)
Allah azza wajalla berfirman:

ูˆูŽู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุณู’ุชูŽู…ูุนู ุฅูู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ูˆูŽุฌูŽุนูŽู„ู’ู†ูŽุง ุนูŽู„ูŽู‰ ู‚ูู„ููˆุจูู‡ูู…ู’ ุฃูŽูƒูู†ู‘ูŽุฉู‹ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽูู’ู‚ูŽู‡ููˆู‡ู ูˆูŽูููŠ ุขุฐูŽุงู†ูู‡ูู…ู’ ูˆูŽู‚ู’ุฑู‹ุง ูˆูŽุฅูู†ู’ ูŠูŽุฑูŽูˆู’ุง ูƒูู„ู‘ูŽ ุขูŠูŽุฉู ู„ูŽุง ูŠูุคู’ู…ูู†ููˆุง ุจูู‡ูŽุง

Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan (bacaan)mu, padahal Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (kami letakkan) sumbatan di telinganya. Dan jika pun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. (Al-An’am: 25)

Yakni mereka berdatangan untuk mendengarkan bacaanmu, tetapi hal itu tidak ada manfaatnya barang sedikit pun bagi mereka, karena Allah ta’ala telah meletakkan tutupan di atas hati mereka hingga mereka tidak dapat memahami Al-Qur’an.

Dan Allah meletakkan sumbatan pada telinga mereka sehingga mereka tidak dapat mendengarkan hal yang bermanfaat bagi diri mereka, seperti yang diungkapkan oleh Allah Swt. dalam ayat lainnya:
ูˆูŽู…ูŽุซูŽู„ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ูƒูŽููŽุฑููˆุง ูƒูŽู…ูŽุซูŽู„ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ูŠูŽู†ู’ุนูู‚ู ุจูู…ูŽุง ู„ูŽุง ูŠูŽุณู’ู…ูŽุนู ุฅูู„ุง ุฏูุนูŽุงุกู‹ ูˆูŽู†ูุฏูŽุงุกู‹

Dan perumpamaan (orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak menยญdengar selain panggilan dan seruan. (Al-Baqarah: 171), hingga akhir ayat.
[Tafsir Ibnu Katsir]

๐Ÿ”–Orang Munafik (mereka menyumbat sendiri telinga mereka)
Allah subhana wata’ala berfirman:

ูŠูŽุฌู’ุนูŽู„ููˆู†ูŽ ุฃูŽุตูŽุงุจูุนูŽู‡ูู…ู’ ูููŠ ุขุฐูŽุงู†ูู‡ูู…ู’ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุตู‘ูŽูˆูŽุงุนูู‚ู ุญูŽุฐูŽุฑูŽ ุงู„ู’ู…ูŽูˆู’ุชู ูˆูŽุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูุญููŠุทูŒ ุจูุงู„ู’ูƒูŽุงููุฑููŠู†ูŽ

mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir.
(Al-Baqarah: 19)

Ayat ini merupakan perumpamaan lain yang dibuat oleh Allah ta’ala. yang menggambarkan keadaan orang-orang munafik.
Mereka adalah kaum yang lahiriahnya kadangkala menampakkan Islam, dan kadangkala di lain waktu mereka ragu terhadapnya.
Hati mereka yang berada dalam keraguan, kekufuran, dan kebimbangan itu diserupakan dengan sayyib; makna sayyib ialah hujan.

Demikianlah menurut Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, dan sejumlah sahabat; juga menurut Abu Aliyah, Mu-jahid, Sa’id ibnu Jubair, Ata, Al-Hasan Al-Basri, Qatadah, Atiyyah, Al-Aufi, Ata Al-Khurrasani, As-Saddi, dan Ar-Rabi’ ibnu Anas.

Menurut Ad-Dahhak, makna sayyibun adalah awan. Tetapi menurut pendapat yang terkenal, artinya hujan yang turun dari langit.
Dalam keadaan gelap gulita maksudnya keraguan, kekufuran, dan kemunafikan;
sedangkan maksud dari suara guruh ialah rasa takut yang mencekam hati, mengingat orang munafik itu selalu berada dalam ketakutan yang sangat dan rasa ngeri.
[Tafsir Ibnu Katsir]

bagikan tautan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

*




Enter Captcha Here :