TIDAK MENGENAL BID’AH HASANAH DALAM SYAREAT ISLAM APALAGI PERAYAAN MAULID NABI
- TIDAK MENGENAL BIDAH HASANAH DALAM SYAREAT ISLAM APALAGI PERAYAAN MAULID NABIBidah hasanah dijadikan dalil untuk meyakan maulid ini menurutku sungguh amat jauh dari kebenaran dan batil
Sahabat Rasul mencela bidah yang dianggap baik
Dari ’Abdullah bin ’Umar radliyallaahu ’anhuma beliau berkata :
كُلُّ بِدْعَةٍِ ضَلاَلَةٌُ وَإِنْ رَآهَا النَّاسُ حَسَنَةًَ
”Setiap bid’ah itu adalah sesat walaupun manusia memandangnya sebagai satu kebaikan.”
[Diriwayatkan oleh Al-Laalikai dalam Syarh Ushulil-I’tiqad no. 205 dan Ibnu Baththah dalam Al-Ibaanah no. 205 dengan sanad shahih].
Orang yang menganggap baik suatu yang bukan syareat maka hukumnya seperti orang yang membuat syareat baru
Al-Imam Asy-Syafi’iy rahimahullah pernah berkata :
مَن اسْتَحْسَنَ فَقَدْ شَرَعَ
“Barangsiapa yang menganggap baik sesuatu (menurut pendapatnya), sesungguhnya ia telah membuat syari’at”
[Al-Mankhuul oleh Al-Ghazaliy hal. 374, Jam’ul-Jawaami’ oleh Al-Mahalliy 2/395, dan yang lainnya].
Perayaan maulid yang diklaim bidah hasanah adalah penetapan yang salah dan tidak berdasarkan dalil qothiy
Al-Imam Asy-Syaukani menukil perkataan Ar-Ruyani ketika menjelaskan perkataan Asy-Syafi’iy di atas :
معناه أنه ينصب من جهة نفسه شرعًا غير الشرع
“Maknanya adalah orang yang menetapkan hukum syar’iy atas dirinya dan tidak berdasarkan dalil-dalil syar’iy.”
[Irsyaadul-Fuhuul, hal. 240].
Tinggalkan Balasan