BOLEHKAH MENGUCAPKAN KALIMAT ISTIRJA’ KEPADA ORANG KAFIR YANG MENINGGAL?

Kalimat istirja’ yakni kalimat :
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Kalimat tersebut dianjurkan diucapkan baik bagi YANG MENGALAMI MUSHIBAH ITU SENDIRI ATAUPUN SAAT MENDENGAR ADA ORANG LAIN TERTIMPA MUSHIBAH.

Hal ini sebagaimana terdapat dalam Fatwa ulama berikut :
والاسترجاع يكون عند حدوث المصيبة أو السماع بها؛ بل يشرع عند تذكرها ولو مضى عليها زمن طويل…
‘dan istirja’ diucapkan manakala terjadinya mushibah (YANG MENIMPA DIRINYA -pen), atau SAAT MENDENGARNYA (MENDENGAR ADA ORANG LAIN YANG TERTIMPA MUSHIBAH-pent), bahkan tetap disyari’atkan (membaca kalimat istirja’) SAAT MENGINGAT MUSHIBAT YANG TELAH LAMA BERLALU …‘
https://www.islamweb.net/ar/fatwa/109553/

Kalimat istirja’ ini sebenarnya BUKAN DO’A, TETAPI PERNYATAAN KETAUHIDAN MENYATAKAN BAHWA SEMUA YANG MENIMPA SIAPAPUN ADALAH DARI ALLAH, KITA MILIK ALLAH, DAN KITA AKAN KEMBALI KEPADA-NYA.
Jadi ini BUKAN DO’A.

Karena itu SYAIKH BIN BAAZ rohimahulloh saat ditanya tentang bolehkah manakala mendengar ORANG KAFIR YANG MATI lalu membaca kalimat istirja’, maka beliau menjawab :
الكافر إذا مات لا بأس أن تقول: إنا لله وإنا إليه راجعون، الحمد لله، من أقربائك، لا بأس، كل الناس إلى الله راجعون، كل الناس ملك لله سبحانه وتعالى، لا بأس بهذا،
“Bila seorang KAFIR meninggal, TIDAK MENGAPA/BOLEH kita mengucapkan : ‘Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un’; Alhamdulillah, semisal keluargamu, ini tidak mengapa. Manusia kembali kepada Allah dan semuanya milik Allah, tidak mengapa hal seperti ini.
ولكن لا يدعى له، ما دام كافر لا يدعى له،
Hanya saja TIDAK BOLEH DIDO’AKAN (misal dengan permintaan ampunan baginya dsb -pen), selagi ia kafir (dan mati dalam keadaan kafir -pent), TIDAK DIDO’AKAN (DENGAN AMPUNAN BAGINYA -pent)
ولا يقال: يا أيتها النفس المطمئنة ارجعي، لأن النفس هذه غير مطمئنة، نفس فاجرة، لا يقال لها هذا، وإنما يقال هذا في المؤمن،
Dan juga TAK BOLEH dikatakan : “WAHAI PEMILIK JIWA YANG TENANG, KEMBALILAH (KEPADA TUHANMU DENGAN KEADAAN DIRIDHOI’), Karena JIWA ORANG KAFIR ITU TIDAKLAH TENANG, DAN (IA ITU) PEMILIK JIWA YANG PENUH DOSA’.

Perkataan ini (‘pemilik jiwa yang tenang’) hanya patut dikatakan kepada orang yang beriman saja.
فالحاصل أن الكافر إذا مات لا بأس أن تقول إنا لله وإنا إليه راجعون، …لكن لا يدعى له، ولا يستغفر له، ولا يتصدق عنه، إذا مات كافراً.
Sebagai kesimpulan, orang KAFIR jika meninggal maka TIDAK MENGAPA kita ucapkan: ‘Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un’ … hanya saja TIDAK DIDOA’KAN, TIDAK BOLEH JUGA DIMINTAKAN AMPUNAN, TIDAK BOLEH PULA DISEDEKAHKAN ATAS NAMANYA, jika ia mati dalam kondisi kafir’.
https://binbaz.org.sa/fatwas/29178/
(dengan sedikit peringkasan dari ana -BERIK SAID-)

Walhamdu lillaahi robbil ‘aalamiin, wa shollalloohu ‘alaa Muhammadin …