SIAPAKAH SEBENARNYA MUJASIMAH?.



MAUQIF AHLU SUNNAH TENTANG PERKATAAN JISIM YG DINISBATKAN KEPADA ALLOH BAIK YG MENETAPKAN ATAU YG MENOLAK..
lafadz jisim termasuk dari lafadz lafadz yg Bid’ah yg tidak terdapat dalam kitabullah dan Sunnah rosulillah dan tidak pula satupun shohabat yg mengatakannya, juga tidak pula para tabiin yg mengikuti mereka dg Ihsan,,tidak pula seluruh imam imam kaum muslimin,, perkataan jisim tidak diistbatkan dan tidak pula dinafikan pada haq Alloh ..
yg membuat Bid’ah perkataan jisim ini adalah Ahlu Kalam yg tercela,dari kalangan muathilah kelompok yg menolak sifat Alloh dan musyabihah yg menyerupakan Alloh dg mahluqnya.
Pertama kali orang yg mengatakan jisim didalam Islam adalah Hisyam bin Hakam arrofidhiy pentolan dari sekte hisyamiyah musyabihah..
Setelah perkataan Bid’ah ini muncul dalam Islam maka terbagilah Ahlu Bid’ah dalam hal ini antara yg mengistbatkan adanya jisim dan yg menolak adanya jisim..
Dan sebagian yg memuthlaqkan adanya jisim untuk Alloh seperti pendahulu Syiah dan karomiyah yg mereka terjerumus dalam perkataan (Kalam/ilmukalam)yg tercela..
Dan mereka yg mengatakan Alloh itu berjisim sebagai mana telah syaikhul Islam Ibnu Taimiyah sebutkan,ada 2 pendapat/qoul.:
Qoul yg pertama perkataan ulama mereka yg mengatakan sesungguhnya Alloh berjisim TIDAK SEPERTI JISIM JISIM LAINYA..
sebagaimana dikatakan dzat Alloh tidak seperti dzat dzat lainnya dan yg disifati tidak seperti yg lainnya.
Qoul perkataan yg kedua, adalah mereka berlebihan dlm masalah ini ,telah dihikayatkan tentang mereka bahwa mereka mengatakan DIA(Alloh) berdaging mempunyai darah ,dsb dari perkataan perkataan yg rusak yg tidak ada yg mengatakan hal itu baik dari orang yg rendah akal maupun rendah imannya..
2.ADAPUN AHLUBIDAH YG MENAFIKAN JISIM UNTUK ALLOH, seperti perkataan mereka INNALLOHA LAISA BI JISMIN…(ALLOH TIDAKLAH BERJISIM).
yg pertama kali menampakkan pernyataan Alloh tidak berjisim adalah perkataan dari muathilah jahm bin Sofwan yg perkataan tadi mengandung ta’thil(menolak sifat).
Dan berjalan diatas manhajnya(manhaj jahm bin Sofwan) seluruh firqoh muathilah (firqoh yg menolak sifat) seperti jahmiyah , mu’tazilah dan orang orang yg sepakat dg mereka seperti asya’iroh dan maturidiyah..
Jadi ada 2 Ahlu Bid’ah yg berkata kata tentang jisim untuk Alloh..
A..Yg mengistbatkan seperti karomiyah dan Syiah..
B..Yg menafikan seperti jahmiyah mu’tazilah dan diikuti asya’iroh dan maturidiyah..
Sedangkan Ahlu Sunnah tidak berkata kata tentang jisim..baik menafikanya atau mengistbatkan, karena memang tidak ada dlm kitab dan Sunnah dan tidak ada salaful ummah yg mengatakan nya..
Jadi sebagai penutup dari pembahasan masalah lafadz jisim kita akan mengulang kembali sikap Ahlu Sunnah atas orang yg memuthlaqkan lafadz jisim ataupun yg menolaknya ..
Adapun mauqifnya Ahlu Sunnah dari penetapan lafadz jisim bagi Alloh ataupun penolakan akan akan hal itu maka sungguh mereka Ahlu Sunnah menganggap bahwa orang yg menetapkan ataupun orang yg menolak nya adalah suatu Bid’ah dalam agama tidak ada asal usulnya didalam syariat Islam…
Tidak pula hal itu terdapat dalam kitab maupun Sunnah bahwasanya Alloh berjisim ataupun tidak berjisim..
Dan tidak ada satupun salaful ummah yg mengatakan akan hal itu dan para imam imam Ahlu ilmu dan iman ,bahkan mereka menolak secara mutlak menetapannya ataupun menafikan nya..
Mereka mengingkari penetapan yg dilakukan golongan musyabihah,
Mereka juga mengingkari penafian yg dilakukan muathilah.
Wallohu a’lam bi showab..
Abu Hamzah.. di Bogor ..
Tinggalkan Balasan