FIKIH PUASA RAMADHAN

🖋️FIQIH PUASA RAMADHAN
~~~~~~~~~~~~~
Puasa ramadhan wajib dimulai pada saat seorang mengetahui masuknya bulan tersebut, dan cara mengetahuinya ada 3:
– Melihat Hilal.
– Mendengar berita tentang munculnya hilal.
– Menyempurnakan bulan Sya’ban 30 hari.
Puasa diwajibkan atas setiap muslim, mukallaf yang mampu, maka tidak wajib atas anak kecil, namun jika ia melakukannya mendapatkan pahala puasa sunnah. Adapun jika dilakukan oleh orang gila maka tidak sah.
Tidak diwajibkan puasa pada waktunya bagi prang sakit dan musafir, namun diwajibkan menggantinya di hari lain.
Kewajiban puasa ditetapkan atas orang muqim, musafir, sehat, sakit, wanita haid, nifas dan orang yang pingsan, yang mampu melakukannya saat itu maka dia wajib melakukannya, adapun yang tidak maka menggantinya di lain hari.
Dalam kewajiban puasa ada 3 kelompok:
– Wajib melakukannya di waktunya: orang sehat dan muqim.
– Wajib melakukannya di lain hari: Wanita haid dan nifas, dan orang sakit yang tidak mampu.
– Diberikan pilihan untuk puasa di waktunya atau menggantinya di lain hari: Musafir dan orang sakit yang mampu namun kesulitan.
Siapa yang diberikan uzur untuk tidak berpuasa, seperti wanita haid dan musafir, jika uzurnya hilang di siang hari bulan ramadhan maka wajib menahan diri untuk tidak makan hingga datang waktu maghrib. Demikian juga orang yang baru tahu tentang kedatangan bulan puasa di siang hari dan dia terlanjur tidak berpuasa.
Judul kitab: Al Mulakhkhas al Fiqhi.
Pengarang: Dr.Shalih bin fauzan al fauzan
Waallahu a’lam bishowab
Tinggalkan Balasan